Berdasarkan
data dari Sekretaris Dirjen Pemberantasan Penyakit Menula1r dan Penyehatan
Lingkungan Depkes dan Kesos, dr. I Nyoman Kandun MPH di harian Kompas
mengungkapkan bahwa selama kurun waktu dari tahun 1989 sampai tahun 2000
terdapat 400 laporan kejadian penyakit akibat makanan dengan 25.908 korban yang
termasuk di dalamnya adalah kasus keracunan bongkrek pada tahun 1990, biskuit
beracun pada tahun 1995, mie instan pada tahun 1996, kasus keracunan pemberian
makanan tambahan pada anak sekolah di Lampung, dan keracunan makanan di Bali
pada tahun 1997. Selain daripada itu, faktor-faktor yang menyebabkan kasus
keracunan makanan kerap terjadi dari jasa boga 33,8 %, keluarga 29,2 %, jajanan
18,5 %, industri 4,6 %, dan yang lainnya 13,9 %. Faktor-faktor penyebab
tersebut rupanya dikarenakan kondisi lingkungan yang masih rendah tingkat
kebersihannya.
Pada akhir
tahun 2010 lalu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan melakukan penyelidikan bahwa
dari 2.984 sampel jajanan anak sekolah, 45 % di antaranya mengandung zat
berbahaya yang tidak baik untuk dikonsumsi. Zat berbahaya tersebut diantaranya
adalah rhodamin, methanil yellow, benzoat, siklamat, dan lainnya yang tentu
saja jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat merusak kesehatan bagi yang
mengkonsumsi. Tak heran masih banyak jajanan terutama di pinggir jalan yang
menjajakan
dagangannya yang memukau mata si pembeli dengan warna yang mencolok, mengkilat,
dan awet untuk disimpan. Ciri-ciri dari makanan tersebut itulah yang
sebagian
besar justru mengandung zat berbahaya.
Bahaya
Jajanan Sembarangan
Jenis-jenis
Bahan Berbahaya pada Makanan
Berikut ini
merupakan zat-zat berbahaya yang dipakai oleh mayoritas para pedagang jajanan
yang dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan fungsinya :
Pemanis
Buatan
Bahan ini
banyak ditemukan di banyak makanan seperti pada saos, susu, jeli atau agar-
agar, sirup, makanan ringan atau snack, permen, es krim, minuman yoghurt,
minuman ringan berfermentasi. Pemanis buatan tentunya hanya memberikan efek
rasa manis pada makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi sama sekali untuk
dikonsumsi.
•Sakarin
Bahan ini
biasa digunakan pada jenis minuman ringan, selai, permen, dan jajanan pasar
lainnya. Berdasarkan penelitian dari National Academy of Science tahun 1968,
konsumsi zat sakarin pada orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih rendah dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan, yang tak terkecuali adalah penyakit kanker.
•Siklamat
Siklamat
adalah salah satu bahan pemanis buatan yang hanya meninggalkan ras amanis, yang
berbeda dengan sakarin yang setelah menimbulkan rasa manis meninggalkan rasa
pahit. Pemanis ini biasanya digunakan sebagai pemanis makanan kaleng, makanan
dan minuman berkalori rendah. Konsumsi pada zat ini dapat merangsang
pertumbuhan penyakit tumor.
•Aspartam
Aspartam
biasa digunakan pada susu berkalori rendah. Tingkat bahaya pada zat ini tidak
sebesar pada 2 zat sebelumnya yang telah dipaparkan penjelasan di atas. Namun,
penggunaan pada zat ini masih harus dibatasi, karena masih menimbulkan
perdebatan bahwa zat ini dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi
konsumen.
Pengawet
Buatan
Menurut
penelitian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, banyak produk makanan yang
menggunakan pengawet buatan seperti berbagai macam mie basah, ikan asin, tahu
baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan.
•Asam
Salisilat
Zat ini
biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi untuk memperpanjang masa
pengawetan. Asam salisilat tidak akan pudar sekalipun sayur atau buah telah
dicuci, karena telah meresap ke dalam jaringan-jaringan makanan tersebut. Asam
salisilat sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat lotion (tubuh bagian
luar). Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan gangguan lambung, pusing,
berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan kekurangan
zat besi, kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Konsumsi dalam jumlah besar
mengakibatkan pendarahan pada lambung.
•Formalin
Penggunaan
formaln sebenarnya bukan untuk makanan, tetapi untuk bahan antiseptik,
germisida, dan pengawet non-makanan. Fungsi sebenarnya daripada formalin adalah
sebagai antibakteri pembunuh kuman, pembersih lantai, kapal, gudang, pakaian,
pembasmi serangga, pengeras lapisan gelatin dan kertas, pembuatan pupuk urea,
produk parfum, pengawet produk kosmetik, pengeras buku, bahan insulasi buku,
pencegah korosi untuk sumur minyak, bahan perekat produk kayu lapis, pengawet
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, pewarna sepatu,
shampoo mobil, lilin, karpet, menghilangkan bakteri pada sisik ikan, pengobatan
penyakit ikan, dan pengawetan mayat.
Formalin
biasa digunakan para pedagang agar mengawetkan makananannya dalam jangka waktu
yang lebih lama, sehingga jika dagangannya tidak habis hari ini, dapat
digunakan lagi untuk hari berikutnya. Makanan yang biasa dipakaikan formalin
antara lain : mie basah, bakso, tahu, ikan asin, dan sebagainya. Kandungan
formalin yang tinggi pada tubuh dapat menekan fungsi sel dalam tubuh dan
menyebabkan kematian sel yang berujung pada kerusakan organ tubuh. Konsumsi
formalin juga dapat mengakibatkan kanker saluran pencernaan, peningkatan resiko
kanker tenggorokan, sinus, dan hidung.
•Boraks
Selain
sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga dapat digunakan untuk
pengenyal makanan. Makanan yang biasanya ditambahkan boraks adalah : bakso,
lontong, mie, kerupuk, dan berbagai makanan tradisional. Konsumsi boraks yang
berulang kali dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan mual, muntah,
diare, menurunnya suhu tubuh, lemah, sakit kepala, dan dapat menimbulkan shock
serta kematian untuk konsumsi boraks dalam dosis tinggi.
•Pottasium
Klorat
Bahan ini
kerap kali digunakan para pedagang untuk mengawetkan barang dagangannya.
Konsumsi bahan
ini secara
terus-menerus dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, gangguan
fungsi ginjal, hemolisis sel darah merah dan methemoglobinema untuk konsumsi
pada dosis tinggi.
•Kloramfenikol
Bahan ini
biasa digunakan sebagai pengawet susu, padahal fungsi sebenarnya ialah sebagai
antibiotik. Pada bayi prematur konsumsi pada bahan ini dapat mengakibatkan
kematian.
•Diethylpylocarbonate
Biasa
ditemukan pada minuman non-karbonasi, minuman sari buah, minuman hasil
fermentasi. Hanya dengan menghirup aroma dari zat ini dapat menyebabkan iritasi
mata dan hidung, serta pusing-pusing.
•Pottasium
Bromat
Konsumsi zat
ini menyebabkan hambatan pada pertumbuhan, lemah, kejang- kejang yang berakhir
pada kematian. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak mengakibatkan muntah-muntah,
diare, methemoglobinemia, dan reinjury.
•Air Terusi
Difungsikan
dengan tidak baik oleh produsen sebagai salah satu bahan pengawet makanan.
Dapat ditemukan juga pada bakso yang bercirikan ada kilauan warna biru.
Pewarna
Buatan
Untuk
menarik perhatian konsumen, tentunya para pedagang harus membuat makanan yang
dikemas dalam bentuk dan warna yang menarik sehingga pedagang dapat memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sedikit mungkin. Hampir seluruh
makanan olahan telah diberi pewarna sintesis mulai dari jajanan anak-anak,
tahu, kerupuk, terasi, cemilan, bahkan buah-buah dingin, terutama buah mangga.
•Rhodamin B
Fungsi
sebenarnya pada Rhodamin B adalah sebagai pewarna tekstil dan kertas. Namun,
dengan tujuan meraih keuntungan yang banyak tanpa memikirkan efek dari
kandungan Rhodamin B, produsen tetap saja menggunakan bahan ini. Dengan
menghirupnya saja dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan. Jika
terkena kulit dan mata dapat menimbulkan iritasi. Konsumsi pada zat ini
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan menimbulkan gejala keracunan,
air kemih menjadi berwarna merah muda.
•Methanyl
Yellow
Umumnya
digunakan sebagai pewarna pada tekstil dan cat, serta sebagai indikator reaksi
netralisasi asam-basa. Zat ini larut dalam air, berupa serbuk kuning
kecokelatan. Konsumsi bahan ini menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan
seperti hati, kandung kemih, saluran pencernaan, dan jaringan kulit.
Penyedap
Rasa Buatan
Penyedap
rasa tentunya sudah tidak asing di kalangan masyarakat. Penyedap rasa atau
aroma digunakan untuk menambah dan memperbaiki cita rasa dan aroma pada makanan,
sehingga lebih menarik perhatian bagi yang ingin memakannya. Penyedap rasa
buatan tentunya juga tidak sedikit yang bertebaran pada jajanan makanan yang
tidak mempunyai fungsi sama sekali untuk kesehatan tubuh. Berbeda dengan
penyedap rasa alami, penyedap rasa sintesis sangat berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Berikut adalah zat- zat penyedap rasa sintesis tersebut :
•Monosium
Glutamat
Zat ini
dapat memperkuat rasa makanan, Glutamat dapat dijumpai pada makanan seperti
tomat, keju, kaldu daging sapi dan ikan. Biasa bahan ini lebih dikenal dengan
nama micin, vetsin. Bagi yang mengkonsumsinya secara terus-menerus
mengakibatkan gangguan pada janin bagi yang sedang mengandung, hati,
hipertensi, stres, demam tinggi, memicu reaksi gatal-gatal, bintik-bintik merah
pada kulit, keluhan mual, muntah-muntah, sakit kepala, migren, asma, bahkan
depresi.
•L-asam
Glutamat
Bahan ini
sangat tidak dianjurkan untuk anak-anak dan dapat menimbulkan Chinese
Restaurant Syndrom (CRS).
•Pottasium
Hidrogen L-Glutamat
Penyedap ini
dapat mengakibatkan mual, kejang perut. Zat ini terutama sangat berbahaya bagi
penderita ginjal dan tidak boleh diberikan pada bayi yang masih berusia 12
minggu.
•Kalsium
Glutamat
Dampaknya
bagi kesehatan belum diketahui secara pasti. Namun konsumsi bahan ini pada bayi
yang berusia kurang dari 12 minggu masih dilarang.
•Sodium
Glutamat
Efeknya
belum diketahui secara pasti, tetapi penggunaannya tidak diperbolehkan untuk
anak-anak dan bayi.
Bahan
Tambahan Lainnya
•Antikempal
Bahan buatan
ini digunakan untuk pencegahan mengempalnya makanan. Konsumsi antikempal dalam
dosis normal masih aman, tetapi jika digunakan secara berlebihan dapat merusak
syaraf. Bahan ini sangat berbahay terutama bagi penderita sakit tulang dan
perusakan ginjal.
•Antioksidan
Zat ini berguna
untuk memperlambat oksidasi di dalam bahan seperti lemak hewani, minyak nabati,
produk makanan dalam kadar lemak yang tinggi dan rendah, ikan. Dalam beberapa
percobaan, antioksidan yang berbahaya dapat memicu terjadinya penyakit kanker
dan batu ginjal.
sumber: http://searchglobalonline.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-bahan-berbahaya-pada-makanan_6223.html
0 komentar:
Posting Komentar