Rabu, 13 Februari 2013

Analisa Hasil Olahan umbi-umbian (Tepung Tapioka)


PROSEDUR ANALISA



A.    Kadar Abu

            Menimbang bahan sebanyak 2 gram yang diletakkan dalam cawan porselin yang sebelumnya telah ditimbang. Panaskan di atas lampu spirtus sampai bahan tidak berasap. Masukkan bahan pada tanur pengabuan 5500C ± 250 C sampai bahan berwarna putih abu-abu. Letakkan pada meja porselin sampai hangat dan masukkan ke dalam desikator. Dinginkan dan timbang.


B.     Kadar Air

            Menimbang bahan ± 5 gram. Menimbang cawan yang telah dipanaskan dengan oven. Panaskan bahan dalam oven yang telah dimasukkan cawan dan telah ditimbang. Pemanasan pertama 1 jam, kedua 30 menit, ketiga 30 menit, dst sampai  tercapai bobot konstan (selisih 0,002 g)




C.    Kadar Serat

            Menimbang 5 gram sampel dan memasukkan sampel pada elenmeyer. Tambahkan H2SO4   1,25 % 25 ml, aduk sampai rata. Panaskan secara refluk selama 30 menit. Menyaring dan memisahkan endapan (prespitat). Lalu prespitat dimasukkan ke dalam 50 ml NaOH 1,25%. Panaskan secara refluk selama 30 menit. Memisahkan prespitat dengan menyaring endapan dicuci dengan H2O panas (membilas glukosa) K2SO4 (membilas protein/asam amino) dan CH3COOH 95 % (membilas lemak). Endapan yang telah disemprot dicuci dan panaskan dalam oven. Masukkan dalam desikator dan timbang.


D.    Derajat Asam

            Menimbang sampel 5 gram tepung, masukkan dalam elenmeyer dan larutkan dalam H2O ±50 ml. Saring dengan kertas saring, encerkan menjadi 100 ml dengan labu takar. Ambil 25 ml kemudian titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N indikator PP 2 tetes. Titik Akhir Titrasi


E.     Derajat Putih

            Letakkan sampel dan BaSO4 pada kertas manila hitam. BaSO4 dapat dihasilkan dari reaksi K2SO4 + Ba (NO3)2  K2NO3 + BaSO4. Jika BaSO4 belum tersedia. Caranya dari larutan itu disaring, BaSO4 dioven dan masukkan dalam desikator. Bandingkan keputihan antara sampel degan BaSO4. Jika hampir sama 95 %, sedikit berbeda 90 % dan bila sama 100 %. Dapat diuji oleh beberapa orang panelis kemudian diambil simpulan rata-rata hasilnya.

F.     Viskositas
-          Persiapan sampel 
Timbang tepung 3 gram, siapkan NaOH 1 % 30 ml dan H2O 270 ml. Larutkan ketiga bahan tersebut. Maukkan air 600 ml ke dalam viscometer.-          Pengujian
    •  Blanko : Masukkan air pada viscometer sebanyak 300 ml, hitung waktu alir air. 
    • Sampel : Masukkan larutan sampel ke dalam viscometer, hitung waktu alir air.
-          Penetapan Bj sampel 
Dengan menimbang piknometer kosong (A). Timbang piknometer berisi air (B) dan piknometer berisi sampel (C). Hitung Bj dengan rumus Hitung derajat kekentalan dengan rumus

Engler

to   = waktu alir air (menit)

t1   = waktu alir sampel (menit)

di   = Bj sampel

do = Bj air

G.    Kadar HCN
            Menyiapkan sampel + 5 gram dan larutkan dalam H2O + 25 ml. Siapkan 25 ml KCNS sebagai pembanding. Siapkan 2 buah kertas pikrat ukuran 7 cm × 2 . Tetesi masing-masing kertas pikrat dengan asam pikrat dan Na2CO3. Ikat masing-masing kertas pada bagian ujungnya dengan benang. Masukkan larutan sampel ke dalam elenmeyer begitu pula KCNS. Masukkan kertas pikrat pada masing-masing elenmeyer. Biarkan benang berada di luar elenmeyer dan tutup kedua elenmeyer dengan alumunium foil. Panaskan kedua elenmeyer selama +  10 menit. Lihat kedua hasil percobaan pada kertas pikrat. Jika kertas pikrat pada percobaan sampel berwarna coklat kehitaman atau lebih gelap dari pembanding, maka tepung tapioka mengandung HCN (positif HCN). Jika tidak maka tepung tapioka aman dikonsumsi (negatif HCN). Namun karena analisa ini merupakan analisa kualitatif, maka volume KCNS tidak mutlak harus 25 ml, dapat digunakan 5 ml saja. Selain lebih murah maka akan mempercepat langkah kerja. Sedang waktu  pemanasan dengan water batch tidak mutlak 10 menit, asal sudah terlihat reaksi maka dapat dihentikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.